Loading...

MEMAAFKAN! APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA?

MEMAAFKAN! APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA?


Oleh: Yusdi Lastutiyanto.,CRT.,CHt (IACT-USA).,CI


***


Keadaan emosi yang tidak nyaman seperti disebabkan oleh kecemasan, ketakutan, kebencian, kemarahan, dan penolakan bisa mempengaruhi keseimbangan kalsium dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan organ tubuh lainnya.

- Dr. William I.L McGonigle


****


Apa arti dari memaafkan?


Memaafkan dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: memberi ampun atas kesalahan dan sebagainya; tidak menganggap salah dan sebagainya lagi.


Contohnya adalah:

- "Saya memaafkan orang tersebut dari kesalahannya."

- "Orang itu memaafkan saya dari kesalahan yang telah saya buat."

- "Saya memaafkan diri saya dari kesalahan yang pernah saya buat."


Jika diperhatikan secara bahasa memang mudah untuk diucapkan, tetapi siapapun tahu memaafkan sebagai suatu pekerjaan dan aksi, adalah sesuatu yang butuh proses bagi sebagian orang, dan untuk sebagian lainnya bisa sangat berat, tentu hal ini berkaitan dengan apa dan tingkat rasa sakit emosi yang dirasakan.


Apa nilai dari memaafkan?


Memaafkan adalah suatu usaha untuk membuat diri lebih bahagia dan menjaga kesehatan mental.


Sebab memaafkan seseorang yang pernah menyakiti kita atau memaafkan diri sendiri, merupakan langkah awal untuk penyembuhan diri dan move on.


Psikoterapis menyatakan bahwa, ketika seseorang mau dan mampu memaafkan, maka itu adalah awal dari proses penyembuhan diri, pemberdayaan diri dan pembebasan diri untuk membuat hati lapang.


Peneliti psikologi mendefinisikan sikap memaafkan adalah pengampunan, bukan melupakan atau memaafkan kejahatan yang telah dilakukan orang lain pada kita; tetapi sebaliknya, yaitu melepaskan kebutuhan untuk membalas dendam dan melepaskan pikiran negatif tentang kepahitan dan kebencian (Sanjay, Singh, & Hooda, 2019).


Jadi, memaafkan bukan melupakan, tetapi pengampunan, dan orang lain yang menyakiti kita adakalanya tidak perlu mengetahui, sebab memaafkan bukan untuk orang tersebut, tetapi untuk diri kita sendiri, sebagai cara pelepasan emosi yang mungkin masih menempel di pikiran atau tubuh, oleh karena itu jika kita menyimpan atau menimbun rasa dendam, maka berpotensi berpengaruh negatif pada diri kita.


Apakah memanfaatkan itu penting?


Jawabannya lagi-lagi bisa sangat berbeda, tergantung konteks yang sedang terjadi.


Jika dalam ranah hubungan sosial atau keluarga, bisa sangat penting. Jika dalam ranah hukum tentu berbeda jawabannya, karena ada norma, budaya dan aturan yang mengaturnya.


Dalam tulisan ini saya mau mengkaji konteks memaafkan untuk orang yang disakiti, artinya fokus pada diri sendiri, bukan pada orang yang menyakiti, sebab memaafkan adalah penting bagi orang yang tersakiti, agar tidak terganggu mentalnya.


Kenapa perlu memaafkan?


Karena dengan memaafkan dapat membantu Anda melewati peristiwa traumatis yang membuat hati tidak nyaman. Meskipun peristiwa ini mungkin selalu menjadi bagian dari masa lalu Anda, pekerjaan memaafkan dapat membantu Anda menjadi manusia seutuhnya, sebab bisa jadi dari suatu peristiwa tidak menyenangkan ada hikmah atau keterampilan hidup baru yang muncul.


Apa saja manfaat memaafkan?


1. Memaafkan mengurangi pengaruh negatif

Memaafkan membantu meminimalisir aspek negatif, seperti marah, sedih, stress, distres dan depresi. (Akhtar & Barlow, 2018).


2. Memaafkan mempromosikan pengaruh positif.

Memaafkan bisa membantu kita melakukan banyak hal positif, dan menjauhkan kita dari perasaan tidak menyenangkan. Dan ternyata memaafkan bisa meningkatkan level kebahagiaan, kepuasan dan rasa welas asih. (Akhtar & Barlow, 2018).


3. Memaafkan menyediakan kebebasan

Seseorang yang tidak mau atau tidak bisa memaafkan cenderung terjebak dalam badai emosi negatif. Dan bisa jadi dalam hidup terus menerus menyimpan rasa sakit itu. Memaafkan sejatinya bisa memberi kebebasan dan kelapangan pada diri.


4. Memaafkan menyembuhkan diri sendiri

Ketika memaafkan seseorang tidak selalu harus selalu memberitahu pada mereka. Dengan ini memaafkan ditujukan kepada orang yang disakiti untuk merasa berdaya.


5. Memaafkan bisa menyembuhkan hubungan

Dalam kasus tertentu seperti keluarga, pekerjaan, pertemanan atau sosial, memaafkan bisa menjadi cara untuk membangun kembali hubungan yang positif dan saling memberdayakan.


Bagaimana Cara Memaafkan?


Tentu banyak pendekatan terapi yang bisa digunakan. Penulis sendiri memiliki beberapa pendekatan, seperti: terapi Mizan, HEAL model terapi, REAL model, terapi menulis surat, terapi kursi kosong, dan REACH model terapi, Somatik terapi, Enright model dan mungkin masih banyak teknik terapi lainnya yang penulis tidak tahu.


Saat ini saya mau bahas model intervensi terapi pemaafan yang di sebut Enright Model (Enright & Fitzgibbons, 2000), REACH Model dan menulis surat.


1. Enright Model

Dalam Enright model terdiri dari 20 unit intervensi dan empat tahap.


a. Pada fase pertama – mengungkap (Uncovering), klien dibantu untuk memahami pertahanan psikologis yang bekerja di dalam diri mereka, mengenali dan mengakui kemarahan yang mereka rasakan, dan mengevaluasi kerugian psikologis yang disebabkan oleh pelanggaran tersebut.


b. Pada fase kedua – pengambilan keputusan (Decision Making), kemungkinan pemaafan sebagai respon dieksplorasi, diikuti dengan komitmen untuk memaafkan.


c. Pada fase ketiga – pembingkaian ulang kognitif dari pelanggaran yang dilakukan pelaku, (cognitive reframing of the offense), klien dibantu untuk mengembangkan empati terhadap pelaku dan menerima rasa sakit yang dialami, sebab bisa jadi pelaku juga merupakan orang yang pernah tersakiti, sebab mereka yang suka menyakiti adalah korban dari sakit hati, kemungkinan pelaku punya luka batin dan belum selesai dengan dirinya sendiri.


d. Pada fase terakhir – pendalaman (deepening), klien dibantu untuk menemukan makna dalam penderitaan mereka. (Akhtar & Barlow, 2018), seperti dikatakan sebelumnya bisa jadi ada hikmah, makna positif atau keterampilan hidup yang baru yang muncul dari penderitaan yang ada. Tokoh yang mengangkat tema ini ada Victor Frankl dengan judul Meaning in Suffering dengan pendekatan logoterapinya.


2. REACH Model

Tipe intervensi pemaafan pengambilan keputusan adalah Model REACH (Worthington, 2001). REACH adalah akronim yang menggambarkan lima langkah intervensi pemaafan.


a. Recall (R), klien diminta untuk mengingat rasa sakit yang pernah dialaminya.


b. Emphaty (E), klien disarankan untuk mengembankan empati pada pelaku, bisa jadi pelaku kesepian, punya luka batin, dan belum selesai dengan dirinya sendiri.


c. Membingkai Ulang (A), klien membingkai ulang pemaafan sebagai hadiah altruistik untuk pelaku.


d. Komitmen (C), klien disarankan untuk memaafkan, sebab pemaafan untuk kesehatan mentalnya.


e. Pada langkah terakhir, mereka belajar berpegang pada (H) pemaafan, artinya menjadikan pemaafan sebagai media untuk move on. (Akhtar & Barlow, 2018).


3. Surat Pemaafan

Contoh lain dari intervensi pemaafan berbasis keputusan dikembangkan oleh McCullough dan Worthington (1995). Ini adalah intervensi pemaafan singkat, terdiri dari satu sesi di mana klien memutuskan untuk memaafkan.


Klien kemudian menulis surat pemaafan kepada pelaku. Intervensi ini jauh lebih pendek daripada yang lain dan memiliki efek memulai proses pemaafan dengan klien, membiarkan mereka melanjutkan pekerjaan mereka sendiri untuk memaafkan.


Tiga Nilai penting dari proses pemaafan.


1. Radical Acceptance

Penerimaan radikal adalah kesadaran bahwa kita tidak dapat mengontrol perilaku orang lain, tetapi kita dapat mengontrol reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada diri kita. Ini adalah komitmen untuk menerima situasi apa pun yang datang kepada kita, tidak peduli betapa tidak menyenangkannya. Hanya dengan begitu kita dapat mengambil tindakan, seperti pemaafan, pemahaman dan pemakluman.


2. Emphaty

Empati berguna untuk mengajari klien memahami bahwa manusia tempatnya salah, akan ada campur tangan Semesta dalam proses pemaafan, dan empati bisa membantu mereka mengambil langkah besar menuju kebelangsungan hidupnya.


3. Inner Rules

Seringkali kita merasa sakit hati ketika seseorang melanggar salah satu “aturan internal” kita. Aturan ini bisa adaptif atau berbahaya dan kaku, tetapi penting untuk kita sendiri memahami aturan kita. Pemaafan adalah pilihan yang berguna ketika salah satu aturan kita dilanggar. Dengan memahami apa aturan diri Anda yang sudah dilanggar, dapat membantu Anda memahami di mana rasa sakit itu sehingga proses pemaafan dan penyembuhan dapat dimulai.


Apakah Anda juga memaafkan diri sendiri?


Sebelum atau setelah memaafkan orang lain ada perlunya kita juga memaafkan diri sendiri. Sebab memaafkan diri sendiri adalah tindakan yang baik. Hal ini untuk gejala depresi dan menyakiti diri sendiri, serta meningkatkan perilaku mencari bantuan dan kesejahteraan mental secara umum, hal ini seringkali terjadi pada petugas pemadam kebakaran dan veteran militer (Carpenter et al., 2020).


Jika seseorang dapat memaafkan dirinya sendiri maka mereka yang bekerja dalam profesi yang intens ini, ada kemungkinan besar hal itu dapat membantu mereka keluar dari perasaan bersalah. Berikut tiga cara ini untuk memaafkan diri sendiri (Snow, 1993):


1. Mengenali dan mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks dan berpotensi berbuat kesalahan.


Tidak ada seorang pun dalam sejarah dunia ini yang tidak melakukan kesalahan. Mengakui bahwa membuat kesalahan adalah bagian dasar dari sifat manusia dapat membantu Anda mengontekstualisasikan kesalahan Anda dan memaafkan diri sendiri.


2. Membingkai ulang pemaafan diri sebagai langkah menuju perbaikan diri.


Pemaafan diri tidak perlu terjadi dalam konteks moral dan dapat digunakan untuk perbaikan diri. Pemaafan diri adalah cara untuk melepaskan emosi negatif yang menghambat kita untuk berkembang seiring berjalannya waktu.


3. Anggaplah memaafkan diri sendiri sebagai cara yang terbaik kedua setelah memaafkan orang lain.


Terkadang memaafkan orang lain yang pernah berbuat salah pada kita tidak mungkin atau tidak tepat, seperti ketika seseorang yang tersinggung secara tidak wajar menahan pemaafan atau ketika pelanggaran yang dilakukan melampaui kemampuan seseorang untuk memaafkan (Snow, 1993).


Dalam kasus ini, emosi negatif bertahan meskipun ada upaya untuk memaafkan, dan memaafkan diri sendiri dapat dianggap sebagai alternatif terbaik kedua. Ini adalah yang terbaik kedua karena satu sisi. Itu tidak dapat memperbaiki hubungan, tetapi dapat memulihkan perasaan keutuhan pribadi. Ketika memaafkan orang lain tidak dapat dilakukan, cobalah memaafkan diri sendiri untuk membuat diri lapang.


Affirmasi Untuk Memaafkan Diri


Berikut adalah beberapa tips berguna untuk memaafkan diri sendiri:


Ingatlah bahwa memaafkan diri sendiri adalah tindakan kekuatan, bukan kelemahan. Memaafkan diri selalu menjadi pilihan, bahkan ketika seseorang tidak mau memaafkan Anda.


Memaafkan diri tidak perlu dilakukan dengan mengorbankan tindakan lain, seperti menebus kesalahan atau belajar dari kesalahan Anda. Ini dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk mengambil langkah-langkah pemaafan.


Jika pikiran Anda masih terus memikirkan apa yang terjadi, seperti terjebak dalam kemarahan, kesedihan atau dendam mendalam, coba lakukan afirmasi ini pada diri Anda sendiri:


- "Saya memaafkan diri sendiri atas keputusan dan tindakan saya di masa lalu."


- "Saya melepaskan kemarahan, rasa kecewa, rasa bersalah, dan rasa malu."


- "Saya mengizinkan diri saya memaafkan diri saya sendiri atau orang lain yang pernah menyakiti saya, karena saya mau terbebas dan memiliki hati lapang."


- "Saya percaya diri untuk belajar dari rasa sakit yang pernah muncul dan membangun masa depan yang lebih baik."


- "Saya yakin Tuhan Sang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pemaaf mau memaafkan kesalahan yang saya pernah buat."


- "Saya layak dan pantas untuk dimanfaatkan dan mendapatkan cinta seutuhnya dari orang sekitar saya dan dari Tuhan YME."


- "Masa lalu membuat saya utuh, tangguh dan penuh, oleh karena itu saya layak menjadi pribadi yang tumbuh."


- “Saya mau terus berusaha memaafkan diri sendiri, orang lain dan masa lalu, karena itulah yang membuat saya siap menatap masa depan."


- "Saya adalah pribadi tangguh dan tidak akan menyerah pada kesejahteraan dan kehidupan."


- "Saya pribadi yang penting dan memiliki segudang potensi."


- “Saya bangga pada diri saya sendiri dengan apapun yang saya miliki.”


- "Dengan memaafkan diri, saya menarik keberlimpahan semesta dan membuat saya merasa yakin bahwa Semesta mendukung apapun yang saya perlukan dalam hidup."


Wah, tulisan yang cukup panjang dari beberapa artikel dari google dan artikel yang saya baca, jika Anda pembaca yang budiman berhasil membaca sampai paragraf terakhir ini, Anda pasti menyadari bahwa membacanya saja cukup lama, apalagi saya sebagai penulis.


Catatan ini adalah pengingat bagi penulis sendiri untuk belajar memaafkan terhadap diri dan orang lain, memaafkan memang bukan hanya sekedar konsep tapi juga tindakan, dan salah satu cara penulis memaafkan diri dan orang lain adalah dengan menulis tema memaafkan ini.


Terima kasih bagi Anda pembaca budiman, semoga Anda diberikan kekuatan memaafkan diri atau orang lain yang pernah menyakiti Anda, yakinlah dengan memaafkan diri Anda terbebas jebakan emosi yang bisa mempengaruhi pikiran dan tubuh Anda.


Demikianlah harapannya, bahwa Anda adalah pribadi pemaaf untuk diri dan orang lain, berlaku mulai sekarang dan selamanya. Amin


Jakarta, 9 April 2023

Ramadhan. 18 Hijriah 1444


www.hipnotisjakarta.com

www.olahpikir.com

www.hipnotis.or.id


FB: Yusdi Lastutiyanto

IG: coach.yusdi

Kategori: Hipnosis